NASIONAL
NASIONAL

Motif 33 Anggota TNI Serang Warga Deli Serdang hingga 1 Orang Tewas

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Sebanyak 33 prajurit TNI menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (8/11/2024).Sekelompok anggota TNI yang mendadak melakukan serangan berasal dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Akibat penyerangan anggota TNI ini, seorang warga bernama Raden Barus (61) meninggal dunia. Sementara itu sebanyak 13 warga mengalami luka-luka.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Lalu, apa motif penyebab para anggota TNI melakukan penyerangan ke warga di Deli Serdang hingga menewaskan seorang korban?

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Motif anggota TNI serang warga di Deli Serdang

Kepala Desa Selamat, Bahrun mengungkapkan, sekelompok anggota TNI itu datang ke desanya tanpa seragam dan mengendarai sepeda motor pada Jumat (8/11/2024) malam.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Mereka lalu memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul. Akibatnya, banyak warga terluka.

“Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (11/11/2024).

Menurut Bahrun, seorang pemuda desa setempat diketahui sempat cekcok dengan prajurit Armed 2/105 pada sore hari sebelum penyerangan. Namun, dia tidak tahu detail masalah pemicu pertikaian tersebut.

“Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” tegas Bahrun.

Berita Lainnya:
Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Tetua desa tewas, satu warga tangannya putus

Serangan kelompok TNI tersebut membuat setidaknya 13 orang terluka. Seorang warga bernama Dedi Susanto bahkan tangannya putus.

Korban lain, Raden Barus yang dikenal sebagai tetua desa dan tokoh masyarakat ditemukan tergeletak di pinggir jalan dalam kondisi memar dan berdarah.

Dia diduga mengalami penganiayaan saat keluar rumah untuk memastikan keadaan.

”Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan,” tambah Bahrun, dikutip dari Kompas.com, Senin.

Akibat serangan tersebut, Bahrun mengaku kecewa. Menurutnya, keberadaan markas TNI di Desa Selamat seharusnya membuat warga merasa aman. Namun, keberadaan tentara itu justru menakuti warga.

Mencari Andre Ginting

Seorang warga Desa Selamat yang menjadi korban penyerangan, Rofika Sanjaya Tarigan (18) menyatakan dia melihat puluhan orang datang ke desanya sekitar pukul 22.30 WIB.

Rofika yang sedang keluar rumah untuk membeli rokok lalu takut melihat pasukan itu. Saat lari ke rumah neneknya, dia justru dikejar.

“Terus didobrak rumah nenek. Mereka mencari orang bernama Andre Ginting. Setelah itu, saya buka pintu dan diseret ke luar rumah. Saya dipukuli,” kata Rofika.

Karena tidak mengetahui nama itu, Rofika diseret ke luar rumah dan dipukuli. Puluhan prajurit TNI kemudian membawa Rofika ke markas Armed 2/105. Untungnya, dia lalu disuruh pergi.

Berita Lainnya:
Ini Fakta Gubernur Bengkulu yang Diperiksa KPK dalam Kasus OTT

Akibat kejadian itu, Rofika mengalami sejumlah luka, termasuk luka di bagian kepala serta memar di tangan dan punggung.

Ada pula warga lain yang mengalami luka sobek di kepala. Kondisi itu membuat korban masih dalam perawatan intensif rumah sakit.

Karena tidak terima dengan penyerangan tersebut, warga Desa Selamat, Deli Serdang membawa jenazah Raden yang sudah diautopsi ke markas Armed-2 sebagai bentuk protes.

Kapendam: 33 anggota TNI terlibat

Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha menyatakan ada 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang diduga terlibat penyerangan.

Sementara itu, Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan memohon maaf atas penyerangan yang dilakukan anak buahnya ke warga di Desa Selamat, Deli Serdang.

Menurut Hasan, pihaknya sudah memproses hukum permasalahan ini. Dia memastikan kejadian ini tidak terulang lagi dan para pelaku akan mendapat sanksi sesuai aturan berlaku.

“Bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” kata Hasan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto mengatakan, 33 prajurit TNI yang melakukan ke warga Desa Selamat akan ditangani Pangdam 1/Bukit Barisan.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya