Jumat, 19/04/2024 - 14:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Pj Bupati Iswanto Tegaskan Tekad Makmurkan Petani Aceh Besar

ADVERTISEMENTS

JANTHO – Penjabat (Pj)  Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie, Rabu (28/9/2022) kemarin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam pertemuan di lahan  pekebunan tembakau itu, Iswanto menyebutkan jika Pemkab Aceh Besar akan memprioritaskan peningkatan hasil pertanian demi kemakmuran para petani. Selain itu dalam kaitan meningkatkan ketahanan pangan, dan meminimalisir dampak kenaikan inflasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Niat Saya, apapun yang bisa kita lakukan, baik itu di tingkat provinsi hingga pusat, para petani akan selalu Saya utamakan,” kata Iswanto.

ADVERTISEMENTS

Iswanto kemudian meminta Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar untuk mencatat aspirasi para petani tembakau. Pemerintah nantinya akan mengklasifikasi skala prioritas dari semua permintaan tersebut. “Tolong rekap yang dibutuhkan, nanti kita akan prioritaskan apa yang paling dibutuhkan petani,” kata Iswanto.

Iswanto berharap dengan dukungan semua pihak, utamanya dewan di DPR Kabupaten Aceh Besar, cita-cita memakmurkan petani di Aceh Besar dapat terwujud. “Kita juga berharap masyarakat bisa mendukung setiap program pembangunan di Aceh Besar,” kata Iswanto.

Berita Lainnya:
Rekor Baru: 9.113 Kendaraan Lintasi Tol Sigli – Banda Aceh dalam Sehari

Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Aceh Besar, Amiruddin, mengatakan, luas area produksi tembakau di Aceh Besar mencapai 97 hektare. Sekitar 300 petani yang tercatat sebagai pengelola lahan tersebut. “Sentral produksi di Aceh Besar tersebar di Kuta Cot Glie, Montasik, Indrapuri, Masjid Raya dan Seulimum,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Amiruddin mengatakan,  jika produksi rendah, harga tembakau di tingkat petani mencapai Rp.1 juta per satu kilogram. Sementara jika produksi tinggi, harganya bisa turun ke Rp.2,5 juta per 10 kilogram.

APTI, kata Amiruddin, menjadi tempat konsultasi bagi para petani tembakau, mulai dari produksi hingga legalitas. Saat ini di Aceh Besar juga sudah tersedia homei ndustri pabrik rokok. “Dengan dukungan semua pihak ke depan,  kita sudah bisa memasarkan rokok ke pasaran. Tentu saja dengan adanya sentra pembuatan rokok,” ujar  Amiruddin.

Ditambahkan,  pihaknya bisa membeli hasil produksi petani dengan harga bersaing meskipun hasil panen melimpah.

Berita Lainnya:
Pj Gubernur Santuni 406 Anak Yatim di Aceh Ramadhan Festival

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar mengatakan,  Pemkab Aceh Besar memberikan perhatian yang cukup besar kepada petani, utamanya petani tembakau.

Ia berharap dengan dukungan pemerintah itu bisa membuat petani lebih semangat dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. “Harapannya ke depan petani bisa maju mandiri dan modern,” kata Jakfar.

Usai diskusi dengan petani, Iswanto dan rombongan kemudian meninjau lokasi pembuatan rokok dengan nama Haba, singkatan dari Hawa Bakong, di Gampong Lambugak Kecamatan Kuta Cot Glie. “Rokok ini 100 persen tembakau Aceh Besar,” kata Amiruddin.

Rokok yang diproduksi oleh PT. Hawa Makmu Beurata tersebut dalam proses menunggu cukai. Amiruddin menyebutkan, jika home industri itu memperjakan 6 orang masyarakat lokal.

Hadir dalam pertemuan itu Asisten II Sekda Aceh Besar, Kadis Pertanian, Kadis Perindagkop, Camat, Danramil dan Kapolsek Kota Cot Glie, serta para tokoh masyarakat Kecamatan Kuta Cot Glie.[]

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi