Kamis, 18/04/2024 - 17:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Tsunami Early Warning System (EWS) di Aceh

ADVERTISEMENTS

Penulis: Muhammad Saleh Saragih**

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Early Warning System (EWS) merupakan sebuah sistem yang sangat penting dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana alam, termasuk bencana tsunami di Aceh. Pemasangan EWS di Aceh menjadi salah satu upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam dan melindungi warga dari ancaman tsunami.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

EWS di Aceh telah dipasang sejak tahun 2006 yang terdapat di 6 titik dimana berada di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, yaitu Kantor Gubernur Aceh, Khaju, Lampulo, Blang Oi, Lam Awe dan Lhoknga. Namun EWS di Aceh sekarang hanya tinggal 4 saja yang berfungsi dengan baik, 4 titik tersebut berada di Kantor Gubernur Aceh, Desa Lampulo, Desa Blang Oi dan Lhoknga Aceh Besar.

ADVERTISEMENTS

2 yang sudah tidak berfungsi tersebut sampai sekarang belum ada perbaikan. Sangat di sayangkan karena EWS ini sangat berperan penting dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana alam diataranya bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh. Tidak tahu kendala apa yang dihadapi oleh Badan Penanggulan Bencana Aceh (BPBA) sehingga tidak melakukan perbaikan dengan 2 sirine yang sudah rusak tersebut. Padahan sudah banyak Insinyur dan Sarjana Teknik di Indonesia yang mampu memperbaikinya.

Sistem peringatan dini tsunami di Aceh telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mengurangi dampak bencana dan menyelamatkan banyak nyawa. Melalui instalasi buoys atau perangkat pengukur gelombang laut yang diletakkan di Samudera Hindia, serta stasiun pemantauan gempa bumi dan gelombang laut, sistem ini dapat memberikan peringatan yang cepat dan akurat saat terjadi gempa bumi yang berpotensi memicu tsunami.

Berita Lainnya:
Gempa Guncang Taiwan, Jepang Waspada Tsunami

Namun, meskipun telah terpasang EWS tsunami di Aceh, masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk memastikan sistem ini berjalan dengan baik dan efektif. Beberapa kendala tersebut antara lain, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merespon peringatan dini tsunami, serta kurangnya akses masyarakat terhadap informasi peringatan dini tsunami.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya EWS tsunami serta meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi peringatan dini tsunami. Pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas pengoperasian dan pemeliharaan perangkat EWS tsunami agar dapat tidak terjadi kerusakan lagi dan berfungsi secara optimal dan akurat.

Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya merespon peringatan dini tsunami sudah dilakukan oleh Badan Penanggulan Bencana Aceh (BPBA) dengan melibatkan 4.500 siswa dan guru dalam simulasi evakuasi bencana. Selain siswa, ada 300 warga di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja juga dilibatkan untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri. Simulasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, uji coba sirine dan uji tempat evakuasi sementara yang telah dibangun di Kota Banda Aceh seperti Gedung Museum Tsunami Aceh, Escape Building Lambung, Escape Building Deah Tengoh, Escape building Deah Glumpang dan Escape Building TDMRC Unsyiah serta Escape Building Paya Thieng di Kabupaten Aceh Besar.

Berita Lainnya:
Paradox Syariat Untuk Industri (saja) di Negeri Muslim

Dengan adanya EWS dan Escape Building ini diharapkan dapat mengoptimalkan upaya pencegahan dan mitigasi bencana di Aceh agar ketika terjadi bencana seperti gempa dan tsunami tidak ada korban jiwa.

Sirine EWS di Aceh dibunyikan setiap tanggal 26 pada pukul 10.00 WIB selama 2 menit dengan radius 500 sampai dengan 700 meter dan frekuensi 440 Hz sampai 520 Hz sebagai uji coba dan memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) pada tanggal 26. Sedangkan apabila dibunyikan real sound maka sirine tsunami tersebut akan terdengar sampai radius sekitar 2 sampai 2,5 kilometer.

Namun dengan jarak radius 2,5 kilometer sangat kurang untuk dapat memberitahukan kepada semua masyarakat yang berada di Aceh dikarenakan jarak antara sirine satu dengan yang lainnya sekitar 6,5 sampai 11 kilometer, dengan menambah radius bunyi sirine menjadi 5 sampai 5,5 kilometer dapat mengoptimalkan sirine peringatan dini bencana tsunami di Aceh agar semua warga dapat mendengar suara sirine ketika terjadi potensi bencana tsunami di Aceh.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi